Popular Post

Posted by : Unknown Rabu, 11 Februari 2015

Ketenaran di Britania Raya, Please Please Me dan With The Beatles

Dengan kesuksesan yang biasa dari Love Me Do, Please Please Me lebih diterima dengan cukup antusias, menduduki nomor 2 di tangga lagu Britania Raya setelah rilis di Januari 1963. Awalnya Martin bermaksud untuk merekam LP (piringan hitam) Beatles yang pertama di The Tavern Club, namun setelah merasa di sana seperti "suasana akustik dalam tanki minyak" ("the acoustic ambience of an oil tank"), rekaman dialihkan selama satu sesi di Studio Abbey Road. Sepuluh lagu dikemas dalam Please Please Me bersama 4 lagu dari 2 singel yang terdahulu. Allmusic berkomentar tentang bagaimana giatnya grup itu melemparkan album debut Please Please Me dalam satu hari: “Beberapa dekade setelah perilisannya, album itu masih terasa segar, khsususnya karena asal muasalnya yang kuat.” ("Decades after its release, the album still sounds fresh, precisely because of its intense origins.") John Lennon mengatakan bahwa ia dan Paul McCartney "hanya menulis lagu à la Everly Brothers dan Buddy Holly, lagu pop yang berisi tidak lebih dari sekedar pemikiran – untuk menciptakan suara. Dan kata-katanya hampir tidak ada hubungannya" ("just writing songs à la Everly Brothers, à la Buddy Holly, pop songs with no more thought of them than that—to create a sound. And the words were almost irrelevant.") Dirilis Maret 1963, album itu menduduki nomor 1 yang menjadi awal merajainya 11 studio album Beatles sampai tahun 1970 di puncak tangga lagu Britania Raya. Singel ke-3, From Me to You dirilis bulan April dan juga berada di nomor 1. Pada perilisannya di Agustus, singel ke-4 She Loves You, menjadi singel pertama Beatles yang menembus penjualan satu juta keping.
LP Parlophone Please Please Me
Logo ikonik The Beatles "drop-T" digambar oleh desainer Ivor Arbiter, mulai dirilis tahun 1963. Logo ini pertama kali ditempelkan di drum yang dibeli Epstein dan Ringo Starr di toko Arbiter. Grup itu keliling Britania Raya 3 kali dalam setengah tahun: tur selama 4 minggu dimulai bulan Februari, 3 minggu di bulan Maret dan Mei sampai Juni. Kepopuleran mereka ditandai dengan antusias penggemar yang mengatasnamakan diri mereka Beatlemania. Pertunjukkan di mana-mana disambut dengan jeritan. Bahkan polisi harus menyemprot air dengan selang untuk mengendalikan ulah penggemar demi melindungi Beatles. Hal ini memicu debat di parlemen Inggris. Di akhir Oktober, The Beatles tur ke Swedia selama 5 hari, untuk pertama kali tampil di luar negeri setelah di Hamburg. Kembali ke Inggris, mereka disambut teriakan ribuan penggemar, 15 jurnalis dan fotografer serta peliput dari BBC Television dalam cuaca hujan lebat. Mulai besoknya selama 6 minggu, The Beatles kembali mengadakan tur yang selalu menjadi berita hangat di media.
Please Please Me masih menduduki puncak tangga lagu selama 30 minggu sampai akhirnya ditembus dengan album mereka sendiri, With The Beatles yang juga bertengger di nomor 1 selama 22 minggu. Album ini direkam dengan teknik produksi studio. Album With The Beatles dikomentari oleh Allmusic: "Sekuel dari pesanan yang terbanyak, salah satu yang menjadikan original lebih baik dengan menggunakan nadanya sendiri dan menambahkannya kedalaman" ("a sequel of the highest order—one that betters the original by developing its own tone and adding depth.") Seperti yang sudah menjadi standar, album itu dirilis di akhir November, lebih awal dari singel berikutnya, I Want to Hold Your Hand. With The Beatles dipuji oleh kritikus musik TIME, William Mann, yang mengatakan bahwa Lennon dan McCartney adalah "komposer Inggris hebat tahun 1963" ("the outstanding English composers of 1963"). Majalah itu menerbitkan beberapa seri artikel yang membahas analisis Mann mengenai musik The Beatles dan menaruh hormat pada mereka. With The Beatles menjadi album kedua dalam sejarah tangga lagu Britania Raya yang menjual sejuta keping, sebelumnya dicetak pertama kali oleh lagu latar South Pasific tahun 1958.

British Invasion (Invasi Britania)

The Beatles saat menginjakkan kaki pertama kali di Amerika Serikat.
The Beatles tampil di Belanda, Juni 1964.
Debut The Beatles di Amerika Serikat sebenarnya tertunda selama hampir setahun saat Capitol Records, cabang EMI di Amerika mundur untuk merilis baik Please Please Me atau From Me to You. Negosiasi dengan label independen Amerika menghasilkan beberapa singel jadi dirilis, namun masalah-masalah royalti dan ejekan terhadap gaya rambut moptop The Beatles jadi halangan lain. Saat Capitol mulai mengurus penjualan, bukannya merilis LP asli, malahan mengompilasikan album berbeda untuk pasar Amerika dari berbagai rekaman The Beatles yang terdahulu dan memilih lagu-lagu pilihan mereka sendiri sebagai singel. Tangga lagu Amerika berhasil "dikuasai" oleh Beatles setelah sebuah tayangan berita CBS memberitakan "kegilaan" Beatlemania di Inggris yang membuat Capitol mempercepat perilisan I Want to Hold Your Hand pada Desember 1963. Debut Amerika mereka akhirnya dijadwalkan beberapa minggu kemudian.
Saat The Beatles meninggalkan Inggris tanggal 7 Februari 1964, sekitar 4000 penggemarnya berkumpul di Heathrow, melambaikan tangan dan menjerit saat pesawat lepas landas. I Want to Hold Your Hand sudah terjual 2,6 juta keping di Amerika Serikat selama 2 minggu sebelumnya, namun The Beatles masih tetap gugup apakah mereka akan dapat diterima. Di Bandar Udara Internasional John F. Kennedy, New York City, mereka disambut sekitar 3000 orang. Mereka tampil pertama kali di stasiun televisi Amerika secara langsung 2 hari kemudian dalam acara The Ed Sullivan Show, yang ditonton hampir 74 juta pemirsa - lebih dari 40 persen populasi Amerika Serikat. Keesokan paginya, sebuah harian menulis tentang The Beatles "could not carry a tune across the Atlantic" ("tidak bisa menyanyikan lagu dari seberang Atlantik"), tapi sehari kemudian, konser pertama mereka di Washington Coliseum membuktikan kepopuleran mereka di Amerika. Hari berikutnya, sambutan yang meriah juga diterima pada saat konser di Carnegie Hall. Mereka hadir lagi di Ed Sullivan Show untuk kedua kalinya sebelum pulang ke Inggris tanggal 22 Februari.
Di minggu ke-4 April, The Beatles sudah menduduki 12 posisi di tangga lagu singel Billboard Hot 100, termasuk 5 posisi puncak. Di minggu yang sama, LP Amerika ke-3 dirilis dan sama seperti 2 LP lain, menempati nomor satu atau dua di tangga lagu Amerika. Popularitas The Beatles menarik perhatian yang tak terduga akan musik Inggris, dan beberapa pemusik Inggris lain juga mulai debut masing-masing di Amerika dan sukses sehingga dalam 3 tahun berikutnya pengaruh musik Inggris diistilahkan dengan Invasi Britania (British Invasion). Gaya rambut The Beatles yang panjang, tidak biasa untuk zaman itu banyak diejek oleh orang-orang dewasa, namun menginspirasi para anak muda.
Tur internasional mulai bulan Juni dengan 22 konser selama lebih dari 19 hari di Denmark, Belanda, Hong Kong, Australia, dan Selandia Baru. Starr masuk rumah sakit setelah menjalani tonsilektomi mulai setengah tur dan digantikan Jimmie Nicol. Di Agustus mereka kembali ke Amerika untuk tur keliling 23 kota selama sebulan, mulai dari San Fransisco sampai New York City. Namun ada masalah dengan pengeras suara yang pada saat itu kurang bagus dan berukuran kecil, sehingga musik yang dimainkan susah terdengar, selain harus berhadapan dengan suara teriakan penggemar.

A Hard Day's Night, Beatles for Sale, Help! dan Rubber Soul

Para anggota The Beatles mulai berakting dalam film dengan judul A Hard Day’s Night yang dirilis bulan Juli dan Agustus 1964, masing-masing di London dan New York. Disutradarai oleh Richard Lester dan diproduksi oleh United Artist Records dari Maret sampai April 1964, film ini merupakan dokumenter hitam putih The Beatles yang ribut dengan suasana canda tawa namun menuai kesuksesan. Menurut Allmusic, lagu latar film yang judulnya sama, A Hard Day's Night, memperlihatkan bahwa The Beatles "benar-benar memenuhi perannya sebagai grup musik. Semua pengaruh berbeda pada 2 album pertama telah melebur menjadi suara yang terang, gembira, asli, dan dipenuhi dengan suara gitar yang berdenging" (The Beatles is "truly coming into their own as a band. All of the disparate influences on their first two albums had coalesced into a bright, joyous, original sound, filled with ringing guitars.") "Suara gitar yang berdenging" sebenarnya adalah hasil dari gitar listrik Rickenbacker bersenar 12 milik Harrison yang khusus diberikan oleh pembuatnya.
Beatles for Sale, album keempat The Beatles, ditandai dengan timbulnya konflik serius antara komersialisme dan kreativitas. Direkam antara Agustus dan Oktober 1964, formatnya sengaja ingin dibuat seperti A Hard Day’s Night, yang tak seperti 2 album sebelumnya, tidak ada lagu yang didaur ulang. Dihadapkan pada tur internasional yang panjang, proses menulis lirik menjadi agak terganggu. Lennon mengatakan "materi menjadi masalah utama" ("Material's becoming a hell of a problem".) Enam lagu daur ulang dimasukkan dalam album. Dirilis bulan Desember awal, 8 nomor lagunya dapat diterima dengan baik, mencerminkan kematangan materi lirik lagu yang diproduksi bersama antara Lennon dan McCartney.
Pada bulan April 1965, dokter gigi Lennon dan Harrison menaburkan kopi mereka dengan LSD saat mereka sedang makan malam bersama. Dua pemuda itu mengakui bahwa mereka sengaja mencoba narkotika, diikuti oleh Starr pada satu kesempatan lain. McCartney agak segan, namun akhirnya mengaku pada tahun 1966, dan kemudian menjadi yang pertama mendiskusikannya secara terbuka. Penobatan The Beatles dengan gelar Members of the Order of the British Empire (MBE) oleh Ratu Elizabeth II memicu kontroversi setelah penghargaan itu sebelumnya dinominasikan kepada Perdana Menteri Harold Wilson. Beberapa penerima MBE konservatif mengembalikan lencana mereka sebagai bentuk protes karena pada saat itu penghargaan MBE cuma diberikan untuk veteran perang dan negarawan.
Film kedua The Beatles, Help!, yang kembali disutradarai oleh Lester, dirilis bulan Juli. Disebutkan sebagai film yang menampilkan lelucon ala Bond, para personel The Beatles maupun kritikus berpendapat masing-masing. McCartney mengatakan: "Help! adalah film yang bagus, namun bukan film kami – kami cuma bintang tamu. Filmnya menyenangkan, tapi sebenarnya, untuk ide sebuah film, tampak kurang benar". ("Help! was great but it wasn't our film—we were sort of guest stars. It was fun, but basically, as an idea for a film, it was a bit wrong.") Lagu-lagu latar didominasi oleh Lennon, yang menjadi vokalis utama dan penulis sebagian besar lirik, termasuk lagu utama yang diikutsertakan Help dan Ticket to Ride . Album yang juga berjudul sama, Help! menjadi LP studio ke-5, berisi campuran material asli dan rekaman terdahulu. Karakteristik lainnya ada overdub yang semakin meningkat dan permainan alat musik klasik, seperti kuartet alat musik gesek dalam lagu balada Yesterday. Dikomposisikan oleh McCartney, lagu Yesterday sampai kini menjadi lagu yang paling banyak dinyanyikan ulang. Lagu Dizzy Miss Lizzy, merupakan lagu penutup.
Pada tanggal 15 Agustus, kunjungan ketiga The Beatles ke Amerika Serikat dibuka dengan konser di Stadion Shea, New York dengan penonton 56.000 orang. Sembilan konser berikutnya mendulang sukes di berbagai kota. Di akhir tur, keempat personel diperkenalkan kepada Elvis Presley, tokoh yang juga berpengaruh pada musik mereka. Elvis mengajak ke rumah, menggubah musik lewat improvisasi (jam session") di ruang tamu, berdiskusi mengenai bisnis musik dan berbagi anekdot.
Album Rubber Soul, dirilis awal Desember, dipuji oleh kritikus sebagai kemajuan baru dan musiknya semakin kompleks. Penulis dan kritikus Ian MacDonald menilai Rubber Soul "recovered the sense of direction that had begun to elude them during the later stages of work on Beatles for Sale" ("memulihkan kembali rasa direksi yang sudah ditinggalkan sejak akhir tahap pengerjaan Beatles for Sale"). Berbeda dengan Help! yang memasukkan unsur-unsur musik klasik seperti flute dan alat musik gesek, Rubber Soul memperkenalan permainan sitar dalam lagu Norwegian Wood (This Bird Has Flown), sebuah kreativitas yang melampaui kebiasaan di musik rock. Adapula cara penulisan lirik yang semakin berbeda antara Lennon dan McCartney walaupun masih berkolaborasi. Temanya juga meluas dari hal-hal tentang romansa dan sebagainya. Di sisi lain, lirik lagu menarik perhatian penggemar yang menangkap keindahan dan kedalaman maknanya. Ada spekulasi yang menafsirkan bahwa "Norwegian Wood" bermakna "ganja". Pada tahun 2003, majalah Rolling Stone memasukkan Rubber Soul ke nomor 5 di antara 500 Album Terbaik Sepanjang Masa (The 500 Greatest Albums of All Time), sementara Allmusic memujinya sebagai salah satu album folk rock klasik. Lain dengan Lennon maupun McCartney, menurut mereka album itu "cuma album yang lain" ("just another album")

Kontroversi, tahun-tahun di studio dan perpecahan (1966–1970)

Peristiwa-peristiwa yang terjadi sampai tur final

Pada bulan Juni 1966, Yesterday and Today—salah satu kompilasi album yang diproduksi oleh Capitol Records untuk pasar Amerika Serikat menimbulkan kehebohan karena sampulnya menampilkan The Beatles meringis dan memakai pakaian tukang jagal, lengkap dengan daging dan boneka bayi yang dimutilasi. Kemungkinan sebuah sindiran kepada Capitol yang dianggap "menjagal" album-album mereka. Ribuan kopi album dipasarkan dengan sampul berbeda-beda. Sebuah album asli pertama yang masih terbungkus mencapai harga $10,500 pada sebuah lelang bulan Desember 2005. Dalam tur ke Filipina setelah perilisan Yesterday and Today, The Beatles tak sengaja membuat ibu negara, Imelda Marcos, merasa tersinggung karena menolak jamuan sarapan istana kepresidenan di Manila. Sebagai juru bicara, Epstein menolak dengan halus karena merasa tidak pernah menerima undangan resmi semacam itu. The Beatles lalu menyadari bahwa permintaan rezim Marcos tidak boleh dijawab dengan kata "tidak". Terjadi beberapa keributan yang membahayakan dan mereka susah payah keluar dari negara itu.
Setelah sampai di Inggris, mereka menghadapi kecaman dari lembaga keagamaan dan sosial konservatif Amerika Serikat, seperti Ku Klux Klan karena komentar Lennon saat diwawancara oleh reporter Inggris, Maureen Cleave dari Evening Standard. Lennon mengatakan bahwa "Kekristenan telah mati" dan The Beatles "lebih terkenal dari pada Yesus kini" ("more popular than Jesus now"). Komentar itu diacuhkan di Inggris, namun menimbulkan kontreversi di Sabuk Injil, selatan Amerika Serikat, menurut majalah Datebook. Karena komentar itu pula, di Afrika Selatan, lagu-lagu The Beatles sempat dilarang diputar di radio sampai tahun 1971. Epstein mengkritik Datebook yang telah menyalahartikan komentar Lennon dan pada saat konferensi pers Lennon menjelaskan "Jika saya katakan bahwa televisi lebih terkenal daripada Yesus, saya mungkin sudah terpengaruh olehnya". ("If I'd said television was more popular than Jesus, I might have got away with it.") Lennon mengatakan bahwa ia hanya berpendapat bagaimana orang lain memandang The Beatles, lalu melanjutkan "jika anda ingin saya minta maaf, jika ini membuat anda senang, baiklah, saya minta maaf" ("if you want me to apologise, if that will make you happy, then okay, I'm sorry.")

Revolver dan Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band

Setelah Rubber Soul, album selanjutnya, Revolver, dirilis Agustus 1966 sebelum tur terakhir The Beatles. Pitchfork Media menganalisis dengan komentar bahwa album tersebut sebagai "suara grup musik yang berkembang menjadi kepercayaan diri tingkat tinggi" ("the sound of a band growing into supreme confidence") dan "menegaskan kembali apa yang diharapkan dari musik populer" ("redefining what was expected from popular music.") Gould mengatakan album ini "ditenun dengan motif berputar-putar, pengulangan dan pembalikan" ("woven with motifs of circularity, reversal, and inversion"). Lirik lagunya mulai rumit dan diberikan sentuhan gaya musik yang beragam, mulai dari aransemen alat musik gesek sampai rock psikedelik. Sampul album dirancang oleh Klaus Voormann, teman mereka sejak aktif bermain di Hamburg. Sampulnya menampilkan karikatur hitam putih The Beatles dalam "gaya pena dan tinta" kreasi Aubrey Beardsley. Nomor pertama dimulai dengan Paperback Writer, diakhiri Rain. Kedua lagu tersebut dibuatkan video klip pendeknya dan dianggap sebagai salah satu pelopor video musik pertama, yang kemudian disiarkan di Top of the Pops dan The Ed Sullivan Show.
Di antara nomor lagu paling eksperimental dari album Revolver adalah Tomorrow Never Knows yang liriknya ditulis Lennon berdasarkan buku Timothy Leary, The Psychedelic Experience: A Manual Based on the Tibetan Book of the Dead. Perekaman dilakukan dengan 8 buah tape yang disebarkan di beberapa bangunan studio rekaman, tiap-tiapnya diwakili oleh personel dan awak studio yang memvariasikan pergerakan tape rekorder kesana kemari, sementara Martin membuat kombinasi dari keseluruhan contoh rekaman tersebut. Lagu Eleanor Rigby yang ditulis Paul diiringi permainan alat musik gesek, dianalisis sebagai "turunan sesungguhnya, merujuk kepada gaya atau genre lagu yang tak dikenal" ("a true hybrid, conforming to no recognizable style or genre of song.") Harrison mulai tekun menjadi penulis lagu, dan 3 komposisinya mendapat tempat dalam album. Pada tahun 2003, Rolling Stone memberi peringkat ke-3 kepada Revolver sebagai salah satu album terbaik di sepanjang masa. Pada tur Amerika setelahnya, tak satupun lagu dari album ini dimainkan. Konser tanggal 29 Agustus di Candlestick Park, San Fransisco, merupakan tur internasional terakhir, menandai berakhirnya 4 tahun penuh konser yang telah melebihi 1.400 kali penampilan di seluruh dunia.
Bebas dari beban konser, keinginan untuk bereksperimen terpenuhi dengan mengerjakan album Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band mulai Desember 1966. Geoff Emerick mengingat "The Beatles bersikeras agar semua yang ada di Sgt. Pepper harus berbeda. Kami punya mikrofon tepat di bawah brass dan headfon dibuat menjadi mikrofon yang diunduh di biola. Kami menggunakan osilator kuno besar untuk mengubah-ubah kecepatan alat musik dan vokal, kami juga memotong tape jadi bebarapa bagian, bersama-sama bolak balik berputar-putar di jalur yang salah ("The Beatles insisted that everything on Sgt. Pepper had to be different. We had microphones right down in the bells of brass instruments and headphones turned into microphones attached to violins. We used giant primitive oscillators to vary the speed of instruments and vocals and we had tapes chopped to pieces and stuck together upside down and the wrong way round.") Bagian-bagian lagu A Day in the Life direkam dengan 40 puluh alat musik dalam sebuah orkestra. Hampir 700 jam diperlukan untuk menyelesaikannya. Pada Februari 1967, mereka pertama kali mengeluarkan double A-side non album dengan singel Strawberry Fields Forever"/"Penny Lane; Sgt. Pepper baru dirilis bulan Juni. Kompleksitas album yang diciptakan dengan teknologi rekaman 4-track ini mengundang musisi lain untuk mengungguli The Beatles. Dedengkot Beach Boys, Brian Wilson, di tengah krisis personal dan usahanya untuk menyelesaikan album Smile, setelah mendengar Strawberry Fields seperti mendapat "pukulan besar" dan segera meninggalkan semua usaha untuk bersaing. Sgt. Pepper mendapat pujian besar sebagai karya agung. Pada tahun 2003, Rolling Stone mendaftarkannya ke nomor satu dari 500 Album Terbaik Sepanjang Masa. Jonathan Gould berkomentar:
(sebuah hasil karya yang kaya, terus menerus, dan berlimpah dari kolaborasi para jenius dengan ambisi berani dan orisinalitas menakjubkan yang memperluas kemungkinan dan meningkatkan harapan akan jadi seperti apa pengalaman mendengarkan musik populer lewat album itu. Di dasar persepsi ini, Sgt.Pepper menjadi katalisator sebuah ledakan antusiasme massa terhadap album berformat rock yang dapat mengubah sisi estetika dan ekonomis bisnis rekaman, jauh melampaui ledakan pop awal dari fenomena Elvis tahun 1956 dan Beatlemania tahun 1963.)
(a rich, sustained, and overflowing work of collaborative genius whose bold ambition and startling originality dramatically enlarged the possibilities and raised the expectations of what the experience of listening to popular music on record could be. On the basis of this perception, Sgt. Pepper became the catalyst for an explosion of mass enthusiasm for album-formatted rock that would revolutionize both the aesthetics and the economics of the record business in ways that far outstripped the earlier pop explosions triggered by the Elvis phenomenon of 1956 and the Beatlemania phenomenon of 1963.)
Sgt. Pepper adalah album pop pertama yang menyertakan lirik lagu lengkap di bagian belakang sampulnya. Lirik lagunya juga menjadi bahan analisis dan spekulasi penggemar, contohnya "celebrated Mr K" dalam lagu Being for the Benefit of Mr.Kite! mungkin mencerminkan fiksi surealis penulis Franz Kafka. Kritik sastra Amerika dan profesor Richard Poirier menulis sebuah esai, "Belajar dari The Beatles" ("Learning from The Beatles"), setelah mengamati mahasiswanya yang mendengarkan musik The Beatles dengan perasaan iri. Poirier mengidentifikasi apa yang ia istilahkan dengan "mixed allusiveness" ("pengandaian campuran") dari lirik lagu mereka: "Tidak bijak selalu mengasumsikan bahwa mereka sedang melakukan satu hal atau mengekspresikan diri mereka dalam satu gaya saja…satu jenis perasaan tentang subyek yang tidak cukup…setiap perasaan yang dihasilkan seringkali muncul dalam konteks berbagai alternatif yang tampaknya saling bertentangan". ("It's unwise ever to assume that they're doing only one thing or expressing themselves in only one style ... one kind of feeling about a subject isn't enough ... any single induced feeling must often exist within the context of seemingly contradictory alternatives.”) McCartney mengatakan pada saat itu, "Kami menulis lagu. Kami tahu apa yang kami maksudkan. Tapi dalam satu minggu ada seorang yang mengatakan sesuatu tentang hal itu dan kau tak bisa menyangkalnya…Kau letakkan artimu sendiri pada tingkat dirimu ke lagu-lagu kami" ("We write songs. We know what we mean by them. But in a week someone else says something about it, and you can't deny it ... You put your own meaning at your own level to our songs".) Tak hanya lirik lagu, sampul album Sgt. Pepper's yang berisi berbagai gambar juga memicu ketertarikan dan analisis serius. Kumis lebat para personelnya segera jadi panutan gaya hippie. Sejarawan budaya Jonathan Harris menginterprestasi "kostum parodi militer yang berwarna meriah" ("brightly coloured parodies of military uniforms") mereka sebagai penampilan "anti otoriter dan anti penguasa" ("anti-authoritarian and anti-establishment").
Pada tanggal 25 Juni, mereka meluncurkan singel All You Need Is Love, kepada pemirsa televisi di seluruh dunia dalam Our World (tayangan televisi internasional), jaringan televisi global yang disiarkan langsung. Muncul di tengah-tengah Summer of Love, lagu itu dijadikan lagu resmi flower power. Dua bulan kemudian, mereka dikejutkan dengan berita yang mengantarkan karier mereka kepada titik akhir. Setelah diperkenalkan pada Maharishi Mahesh Yogi, mereka pergi ke Bangor untuk bermeditasi. Dalam perjalanan, asisten Brian Epstein Peter Brown menelpon untuk mengabarkan bahwa Epstein telah meninggal dunia. Koroner menyatakan kematian Epstein disebabkan overdosis, namun ada rumor lain yang mengatakan telah ditemukan catatan bunuh diri di antara barang-barangnya. Epstein diketahui sedang dalam keadaan emosi yang labil karena tertekan oleh masalah-masalah pribadi dan kondisi kerjanya dengan The Beatles. Ia meragukan bahwa The Beatles mungkin tidak akan memperpanjang kontrak manajemennya, yang akan selesai bulan Oktober, mungkin dikarenakan ketidakpuasan. Selain itu, ada pula masalah mengenai Seltaeb, perusahaan yang memegang hak penjualan di Amerika Serikat. Kematian Epstein mengakibatkan para personel The Beatles kehilangan pegangan dan tidak tahu akan melakukan apa nantinya. Lennon berkata: "saya tidak berpandangan buruk sedikit pun tentang kemampuan kami untuk melakukan apa saja selain bermain musik dan saya takut" ("I didn't have any misconceptions about our ability to do anything other than play music and I was scared.") Ia juga mengomentari kematian Epstein sebagai titik awal berakhirnya mereka: "saya tahu kami sedang dalam masalah…saya pikir, kami benar-benar dalam masalah sekarang" ("I knew that we were in trouble then ... I thought, We've fuckin' had it now.")

Magical Mystery Tour, White Album dan Yellow Submarine

Magical Mystery Tour, lagu latar film televisi The Beatles yang akan datang, muncul dalam format Album mini (EP) (extended play disc) dobel dengan 6 buah nomor lagu di awal Desember 1967. Di Amerika Serikat, 6 lagu itu dirilis dalam LP berjudul sama namun ditambahkan singel-singel terbaru. Allmusic berkomentar tentang versi LP Amerika, "suara psikedelik terdengar sangat bergema setelah album Sgt.Pepper dan bahkan lebih padat (terutama potongan-potongan suara dari "I Am the Walrus")" dan menyebut 5 lagu yang dipilih dari singel tahun 1967 "besar, semarak, dan inovatif ("huge, glorious, and innovative").
Album itu kembali mencetak rekor baru di Amerika Serikat sebagai penjualan LP terbanyak oleh Capitol dalam tiga minggu pertama. Disiarkan pada Hari Tinju (Boxing Day), film Magical Mystery Tour yang sebagian besar disutradarai oleh Paul McCartney, mendapat komentar kurang memuaskan dari media Inggris. Daily Express menyebutnya "blatant rubbish" ("sampah yang mencolok") dengan komentar "sebuah cuplikan panjang, kasar yang sangat banyak yang menampilkan orang-orang naik turun dan mengendarai bis" ("a great deal of raw footage showing a group of people getting on, getting off, and riding on a bus.") Sementara, The Daily Mail menyebutnya "kesombongan kolosal" ("a colossal conceit") dan Guardian berkomentar: "jenis permainan moral fantasi tentang kekotoran, kehangatan dan kebodohan penonton" ("a kind of fantasy morality play about the grossness and warmth and stupidity of the audience.") Akibatnya, film ini tak jadi diputar di Amerika. Pada bulan Januari, The Beatles memerankan figuran untuk film animasi Yellow Submarine, The Beatles dalam versi kartun fantasi. Dirilis pada bulan Juni 1968, Yellow Submarine mendapat sambutan baik disamping musiknya.
Lalu, LP dobel kembali dirilis, berjudul The Beatles yang dikenal sebagai White Album karena sampulnya kosong melompong. Karena pengarahan Epstein sudah tidak ada lagi, inspirasi kreatif untuk bahan album berasal dari pengalaman bersama Maharishi Mahesh Yogi yang mereka sebut sebagai guru. Di Rishikesh, India, tempat ashram Maharishi berada, The Beatles memproduksi banyak lagu, hampir 30 lagu yang direkam untuk album tersebut. Starr pulang setelah 10 hari, yang menyamakan sesi tersebut seperti Butlins (liburan berkemah di Inggris) dan McCartney juga akhirnya pulang sebulan kemudian karena bosan dengan prosedur Maharishi. Sementara itu, Lennon dan Harrison diberitahukan oleh Yanni Alexis Mardas alias Magic Alex, seorang teknisi elektronik bahwa Maharishi sebenarnya memanfaatkan The Beatles dan telah melakukan pelecehan seksual kepada siswi-siswinya. Mendengar hal itu, Lennon terpengaruh dan langsung memaksa Harrison yang tak percaya dan rombongan mereka pulang. Dalam kemarahannya, Lennon menulis lagu berjudul Maharishi, namun diganti menjadi Sexie Sadie. McCartney mengatakan "Kami membuat kesalahan. Kami pikir ada yang lebih dari dalam dirinya. ("We made a mistake. We thought there was more to him than there was.")
Dalam sesi rekaman album yang dimulai dari akhir Mei sampai pertengahan Oktober 1968, hubungan antara anggota The Beatles menjadi semakin renggang. Starr berhenti untuk sementara, menyebabkan McCartney yang harus menggebuk drum dalam beberapa nomor lagu. Masalah lain adalah hubungan percintaan antara John Lennon dengan artis garda depan Yoko Ono. Sudah menjadi persetujuan bersama sebelumnya di antara keempat personel untuk tidak membawa orang ke dalam studio. Lennon bersikeras membawa Ono dalam semua sesi rekaman, walau Harrison merasa tak senang. Kerja sama menulis lirik antara Lennon-McCartney tidak lagi dilakukan. Lennon semakin sering menilai rendah masukan kreatif McCartney dan menyebut komposisinya sebagai "musik nenek-nenek" ("granny music"). Bahkan menjuluki Ob-La-Di, Ob-La-Da "kotoran nenek-nenek" ("granny shit"). Berkomentar tentang sesi White Album, Lennon memberi kesimpulan tentang akhir grup mereka "tampak seperti kau mengambil semua lagu dan membuatnya jadi milikku dan milik Paul…hanya diriku dan grup yang mendukungku, Paul dan grup yang mendukungnya, dan aku menikmatinya. Kami bubar setelah itu" ("It's like if you took each track off it and made it all mine and all Paul's... just me and a backing group, Paul and a backing group, and I enjoyed it. We broke up then.") McCartney juga menyebut sesi itu sebagai awal dari perpecahan:"sampai titik itu, dunia adalah masalah, tapi kami tidak lagi “seperti yang selalu menjadi” hal terbaik tentang The Beatles" ("Up to that point, the world was a problem, but we weren't" which had always been "the best thing about The Beatles.") Dirilis bulan November, White Album adalah perilisan pertama album The Beatles dari Apple Records, label baru anak perusahaan Apple Corps yang dibentuk oleh grup itu setelah kembali dari India, memenuhi rencana Epstein untuk membangun perusahaan pajak yang efektif (tax-effective business structure). Album itu terjual lebih dari 4 juta keping di Amerika Serikat dalam waktu satu bulan dan lagu-lagunya ramai diputar di radio-radio Amerika. Walau sangat terkenal, album itu tidak mendapat komentar yang bernada memuji. Berdasarkan Jonathan Gould: "respons kritik…bervariasi dari campuran sampai datar. Kontras dengan Sgt.Pepper, yang membantu membangun seluruh genre kritisisme rock yang terpelajar, White Album tidak mengilhami tulisan kritik sedikit pun. Bahkan peresensi yang paling bersimpati sekalipun…benar-benar tidak tahu untuk membuat pencurahan tak berbentuk dari lagu-lagu itu. Hubert Saal dari Newsweek, melihat banyaknya parody, menuduh mereka main-main" ("The critical response... ranged from mixed to flat. In marked contrast to Sgt. Pepper, which had helped to establish an entire genre of literate rock criticism, the White Album inspired no critical writing of any note. Even the most sympathetic reviewers... clearly didn't know what to make of this shapeless outpouring of songs. Newsweek's Hubert Saal, citing the high proportion of parodies, accused the group of getting their tongues caught in their cheeks.")
Namun begitu, kritikan akhirnya membaik. Pada tahun 2003, Rolling Stone memasukkannya ke peringkat terakhir dari Sepuluh Album Terbaik Sepanjang Masa. Pitchfork memuji "besar dan berserakan, berlimpah dengan ide-ide dan kesenangan, dan dipenuhi dengan susunan materi yang sangat beragam...kelemahannya sama penting untuk membentuk karakternya sama seperti keberhasilannya" ("large and sprawling, overflowing with ideas but also with indulgences, and filled with a hugely variable array of material ... its failings are as essential to its character as its triumphs.") Allmusic berkomentar: "Sebenarnya, dua tokoh utama penulis lagu The Beatles tidak lagi sepaham, namun lain halnya dengan George dan Ringo" ("Clearly, The Beatles' two main songwriting forces were no longer on the same page, but neither were George and Ringo"), "Lennon menciptakan 2 buah lagu balada terbaiknya" ("Lennon turns in two of his best ballads"), lagu-lagu karya McCartney "menakjubkan" ("stunning"), Harrison tampaknya sudah menjadi "penulis lagu yang pantas mendapat pemberitaan" ("a songwriter who deserved wider exposure") dan komposisi Starr "sebuah kegembiraan" ("a delight").
Mulai saat ini, minat akan lirik The Beatles sudah jadi hal serius. Saat lagu "Revolution" yang ditulis Lennon dirilis sebagai singel pada bulan Agustus, mendahului White Album, pesannya tampak jelas: "bersihkan pikiranmu" ("free your mind"), dan "aku tidak ikut" ("count me out" ), mengartikan bahwa penghancuran adalah alat untuk mendapatkan suatu tujuan. Namun di versi White Album dengan lagunya, "Revolution 1", ada penambahan kata "count me out…in", seperti menandakan perubahan perasaan. Namun sebenarnya singel Revolution direkam setelah White Album dan ada yang berpendapat bahwa bahwa lirik mereka mulai membenarkan kekerasan yang bersifat politis
LP Yellow Submarine akhirnya dirilis bulan Januari 1969, berisi 4 lagu yang sebelumnya tidak dirilis, adapula lagu utama Yellow Submarine, (sudah dimasukkan dalam Revolver), lagu All You Need is Love (dirilis sebagai singel dan LP Magical Mystery Tour di Amerika) dan 7 musik instrumental yang dikomposisikan oleh Martin. Karena kurangnya hal baru dalam album ini, Allmusic menyebutnya "kurang perlu" ("inessential") terkecuali lagu Harrison, It's All Too Much, yang dipuji sebagai "permata dari lagu-lagu yang baru... gemerlapan dengan Mellotron yang berputar-putar, perkusi yang sangat kencang dan gelombang pasang gitar arus balik…perjalanan seorang virtuoso ke dalam psikedelia lain yang tak jelas" ("the jewel of the new songs... resplendent in swirling Mellotron, larger-than-life percussion, and tidal waves of feedback guitar... a virtuoso excursion into otherwise hazy psychedelia".)

Abbey Road, Let It Be dan perpecahan

Gedung Apple Corps di 3 Savile Row, London
Walaupun Let It Be merupakan album terakhir The Beatles, sebagian besar lagunya direkam sebelum pengerjaan Let It Be. Sebenarnya diberi judul Get Back, Let It Be berasal dari ide Martin untuk McCartney: untuk menyiapkan material baru dan "menampilkannya di hadapan penonton secara langsung untuk pertama kalinya – dalam rekaman dan dalam film. Dengan kata lain membuat album langsung dari material baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya" ("perform it before a live audience for the very first time—on record and on film. In other words make a live album of new material, which no one had ever done before.") Sebagian besar material diolah studio selama berjam-jam seperti yang direkam dalam film oleh Michael Lindsay-Hogg. Martin berkata bahwa reherseal dan perekaman yang dilakukan di sepanjang Januari 1969 itu "bukanlah pengalaman yang menyenangkan sama sekali. Saat itu merupakan waktu dimana hubungan antar-personel The Beatles mencapai titik terendah" ("not at all a happy ... experience. It was a time when relations between The Beatles were at their lowest ebb.") Jengkel oleh sikap Lennon maupun McCartney, Harrison berhenti selama satu minggu. Ia kembali dengan pemain keyboard Billy Preston yang berpartisipasi di 10 hari terakhir sesi rekaman dan diberi kredit pada singel Get Back-musisi lain di luar The Beatles yang satu-satunya menerima pengakuan resmi semacam itu dalam album mereka. Para personel The Beatles gagal mencapai kesepakatan untuk memilih lokasi konser dengan menolak beberapa konsep seperti di atas kapal laut, padang pasir Tunisia dan Colosseum. Akhirnya, pertunjukkan langsung terakhir mereka, bersama Preston difilmkan di atap gedung Apple Corps di 3 Savile Row, London pada tanggal 30 Januari 1969.
Teknisi bernama Glyn Johns bekerja berbulan-bulan membantu pengerjaan album Get Back sementara pada saat yang sama masing-masing personel mengurus hal lain. Konflik kembali memuncak berkaitan dengan semakin diperlukannya seorang penasihat keuangan sepeninggal Epstein. Lennon, Harrison dan Starr lebih memilih Allen Klein yang juga mengurus kontrak untuk The Rolling Stones dan grup musik Inggris lain di Amerika Serikat. McCartney menginginkan John Eastman, kakak Linda Eastman (kelak dinikahi McCartney pada tanggal 12 Maret, 8 hari sebelum pernikahan Lennon dan Yoko Ono). Tidak ada kesepakatan, jadi keduanya ditunjuk namun masalah semakin bertambah banyak.
John Lennon dan Yoko Ono saat sesi rekaman singel solo "Give Peace a Chance", 1969.
George Martin kaget saat McCartney menghubunginya untuk memproduksi album lain, berhubung sesi Get Back sudah seperti “pengalaman yang tidak menyenangkan" ("a miserable experience") dan berkata "akhir jalan dari kami semua…mereka telah menjadi orang-orang yang tak menyenangkan-bagi diri mereka sendiri maupun orang lain" ("thought it was the end of the road for all of us... they were becoming unpleasant people—to themselves as well as to other people.") Sesi rekaman Abbey Road mulai di akhir Februari. Lennon menolak format yang diajukan Martin untuk konsep "potongan musik yang bergerak terus menerus" ("a continuously moving piece of music"), dan menginginkan idenya sendiri agar lagu-lagu McCartney ditaruh di sisi album yang terpisah. Format akhir dihasilkan dengan lagu-lagu komposisi secara individu di side pertama dan side kedua berisi medley, hasil dari kompromi dengan McCartney. Pada tanggal 4 Juli, sementara pengerjaan album sedang dalam proses, singel solo pertama individu dirilis oleh Lennon "Give Peace a Chance", dengan kredit Plastic Ono Band. Penyelesaian lagu penutup Abbey Road "I Want You (She's So Heavy)" pada tanggal 20 Agustus 1969 adalah terakhir kalinya keempat personel bersama-sama dalam studio yang sama. Lennon keluar dari grup pada tanggal 20 September namun tidak mengumumkan kepada publik sampai masalah-masalah hukum bisa diselesaikan.
Dirilis setelah 6 hari keluarnya John, Abbey Road terjual 4 juta kopi dalam waktu 2 bulan dan menduduki puncak tangga lagu Inggris selama 11 minggu. Lagu kedua, balada Something, juga dirilis sebagai singel – lagu pertama dan satu-satunya karya Harrison yang muncul di side A The Beatles. Abbey Road mendapat beragam komentar dan bagian medley dapat diterima umum. Allmusic berkomentar: "a fitting swan song for the group" yang berisi "beberapa harmoni terbesar pernah yang didengar dari rekaman lagu rock" ("some of the greatest harmonies to be heard on any rock record".) MacDonald menyebutnya "erratic and often hollow": "Jika bukan karena masukan McCartney sebagai perancang Long Medley… Abbey Road akan kekurangan persamaan kesatuan dan pertalian yang membuatnya lebih baik daripada yang sebenarnya" ("Had it not been for McCartney's input as designer of the Long Medley... Abbey Road would lack the semblance of unity and coherence that makes it appear better than it is.") Martin mengatakan bahwa album ini merupakan terfavoritnya secara personal dari semua album The Beatles; Lennon mengatakan album itu "kompeten" ("competent") tapi "tidak punya kehidupan di dalamnya" ("no life in it"), dan sekali lagu mengejek lagu berjudul "Maxwell's Silver Hammer" dengan komentar "ada lagi musik Paul yang nenek-nenek" ("more of Paul's granny music"). Teknisi rekaman Geoff Emerick mengatakan bahwa penggantian tabung vakum audio mixer studio dengan yang bertransistor memproduksi suara yang kurang kencang, sehingga keempat personel sempat frustrasi dengan suara yang lebih kecil dan kurang dentuman.
Album Get Back masih belum terselesaikan, dan sebuah lagu ciptaan Harrison yang berjudul I Me Mine dijadikan sebagai lagu penutup direkam pada tanggal 3 Januari 1970. Pada saat itu, Lennon berada di Denmark dan tidak berpartisipasi. Untuk menuntaskan pengerjaan album yang sekarang sudah diberi judul baru Let It Be, March Klein memberikan rekaman tape sesi Get Back kepada produser Amerika Phil Spector. Dikenal akan pendekatan Wall of Sound-nya, Spector telah memproduseri singel solo Lennon baru-baru itu, Instan Karma. Phil Spector meremix, mengedit, menyambung dan meng-overdub (menambah suara) terhadap rekaman sebelumnya yang dimaksudkan bernuansa "live". McCartney tidak puas terhadap hasil kerja Spector terhadap material, terutama orkestrasinya terhadap lagu The Long and Winding Road yang mengikutsertakan paduan suara dan permainan 34 buah alat musik secara orkestra. McCartney mencoba menghentikan perilisan versi Spector namun tidak berhasil. Secara resmi ia mengumumkan keluar dari The Beatles pada tanggal 10 April, satu minggu sebelum perilisan album solo pertamanya, McCartney. Rekaman pre-rilis McCartney menyertakan surat pernyataan yang berisi keputusannya untuk keluar dari The Beatles dan harapan-harapannya pada masa depan.
Pada tanggal 8 Mei, Let It Be yang diproduseri oleh Spector akhirnya dirilis. Singel penyerta The Long and Winding Road adalah singel terakhir mereka yang dirilis di Amerika Serikat, tapi tidak di Inggris. Film dokumenter Let It Be ikut menyusul dirilis pada bulan yang sama dan pada Academy Award tahun berikutnya memenangkan Academy Award for Best Original Score. The Sunday Telegraph mengeluarkan komentar negatif "sebuah film yang sangat jelek dan salah satu yang menyentuh…tentang keretakan sekeluarga bersaudara yang pernah tampak langgeng, menenangkan dan sempurna secara geometris" ("a very bad film and a touching one ... about the breaking apart of this reassuring, geometrically perfect, once apparently ageless family of siblings.") Lebih dari satu kritikus berkomentar tentang beberapa lagu yang terdengar lebih bagus di film daripada di albumnya sendiri. Melihat banyaknya nada negatif, cenderung mennghina, Allmusic berkomentar: "Secara keseluruhan dipandang rendah... McCartney secara khusus menghasilkan beberapa permata: Let It Be yang bernuansa gospel dan berisikan salah satu lirik terbaiknya; Get Back, salah satu karya rock-nya yang paling kencang; dan The Long and Winding Road-nya yang merdu, tapi dihancurkan oleh overdub tangan-berat Spector" ("on the whole underrated... McCartney in particular offers several gems: the gospel-ish 'Let It Be', which has some of his best lyrics; 'Get Back', one of his hardest rockers; and the melodic 'The Long and Winding Road', ruined by Spector's heavy-handed overdubs.") McCartney mengajukan gugatan untuk pembubaran The Beatles pada tanggal 31 Desember 1970. Namun begitu, perselisihan yang menyangkut masalah-masalah di dalamnya tidak berakhir sampai tahun 1975.

Setelah bubar (1970–kini)

1970-an

Lennon, McCartney, Harrison dan Starr masing-masing merilis album solo pada tahun 1970, selanjutnya ada beberapa kali kerja sama antar satu atau lebih orang mantan personel. Album Ringo Starr, Ringo (1973) adalah satu-satunya album yang berisi komposisi dan pertunjukkan keempat mantan personel, tapi dalam lagu yang terpisah. Berkolaborasi dengan Starr, Harrison menyelenggarakan The Concert for Bangladesh di New York City pada bulan Agustus 1971 dengan musisi India, Ravi Shankar. Selain dari jam session yang tak dirilis pada tahun 1974 (nanti dirilis sebagai bootleg dengan judul A Toot and a Snore in '74), Lennon dan McCartney tak pernah rekaman bersama lagi.
Dua LP dobel lagu-lagu terbaik The Beatles dikompilasikan oleh Allen Klein, 1962–1966 dan 1967–1970, dirilis pada tahun 1973, pertama kali lewat Apple Records. Secara umum dikenal sebagai Red Album dan Blue Album, masing-masing mendapat penghargaan Multi-Platinum certification di Amerika Serikat dan Platinum certification di Inggris. Antara tahun 1976 dan 1982, EMI/Capitol merilis gelombang album kompilasi The Beatles tanpa masukan dari mantan anggota band. Satu-satunya album yang menyertakan material yang tak terilis sebelumnya adalah The Beatles at the Hollywood Bowl (1977). Rekaman konser pertama The Beatles yang secara resmi dirilis tersebut berisi seleksi dari 2 penampilan The Beatles saat manggung di tur Amerika antara tahun 1964 dan 1965. Setelah rilis internasional album asli versi Inggris dalam bentuk CD pada tahun 1987, EMI menghapuskan kompilasi-kompilasi terakhir – termasuk the Hollywodd Bowl dari katalognya.
Musik dan ketenaran The Beatles yang masih tersisa secara komersil dieksploitasi dalam berbagai cara, di luar kendali mantan anggotanya. All This and World War II (1976) adalah film nonfiksi yang mengkombinasikan potongan berita Perang Dunia II dengan lagu latar The Beatles yang dinyanyikan oleh penyanyi lain. Musikal Broadway berjudul Beatlemania dipentaskan pada awal tahun 1977 cukup sukses memainkan cerita tentang nostalgia The Beatles. The Beatles mencoba memboikot perilisan Live! at the Star-Club in Hamburg, Germany;1962 namun gagal. Album tersebut berisi kompilasi rekaman yang dibuat pada saat mereka sedang tampil di Hamburg, tapi direkam dengan tape dari mesin perekam menggunakan sebuah mikrofon. Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (1978), sebuah film musikal yang menampilkan Bee Gees dan Peter Frampton, gagal di pasaran dan dianggap "kegagalan yang artistik" ("artistic fiasco"). Pada tahun 1979, semua mantan anggota The Beatles menuntut produser Beatlemania dan mendapat ganti rugi satu juta dollar. Harrison berkomentar "Orang berpikir The Beatles seperti domain umum. Anda tidak bisa seenaknya mencomot material The Beatles" ("People were just thinking The Beatles were like public domain. You can't just go around pilfering The Beatles' material.")

1980-an

Lennon ditembak dan meninggal dunia pada tanggal 8 Desember 1980 di New York City. Sebagai ucapan personal, Harrison menulis All Those Years Ago, lagu tentang waktu-waktunya bersama The Beatles yang direkam sebelum kematian Lennon. Dengan istrinya Linda, McCartney berkontribusi dalam vokal latar, dan Starr pada drum. Lagu tersebut dinyanyikan ulang dengan lirik baru serta dirilis sebagai singel pada Mei 1981. Karya individu McCartney, Here Today, muncul dalam album Tug of War pada bulan April 1982. Pada tahun 1987, Harrison merilis album yang berjudul album Cloud Nine yang berisi When We Was Fab, sebuah lagu yang menceritakan masa-masa Beatlemania.
The Beatles diabadikan dalam Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 1988. Harrison dan Starr menghadiri upacara beserta janda Lennon, Yoko Ono dan dua putranya Julian dan Sean. McCartney batal datang dengan melakukan konferensi pers, "Setelah 20 tahun, The Beatles masih punya banyak selisih urusan yang saya harap dapat diselesaikan mulai sekarang. Sayangnya, mereka tidak mau, jadi saya merasa seperti seorang munafik yang melambaikan tangan dan tersenyum pada mereka dalam reuni palsu" ("After 20 years, The Beatles still have some business differences which I had hoped would have been settled by now. Unfortunately, they haven't been, so I would feel like a complete hypocrite waving and smiling with them at a fake reunion.") Tahun berikutnya, EMI/Capitol mengabulkan tuntutan The Beatles yang sudah puluhan tahun mengenai royalti dan memberikan label resmi terhadap material yang tak terilis sebelumnya.

1990-an

Live at the BBC, perilisan resmi pertama yang berisikan pertunjukkan The Beatles yang tidak dirilis dalam 17 tahun terakhir, akhirnya muncul pada tahun 1994. Pada tahun yang sama, McCartney, Harrison dan Starr melakukan reuni untuk proyek The Beatles Anthology, yang sebenarnya sudah dikerjakan mulai akhir 1960-an oleh Neil Aspinall. Awalnya sebagai manajer perjalanan dan kemudian asisten personal The Beatles, Aspinall mulai mengumpulkan material untuk film dokumenter setelah ia menjadi direktur Apple Corps pada tahun 1968. Mendokumentasikan sejarah The Beatles, proyek ini meliputi perilisan banyak rekaman-rekaman yang tak dirilis; McCartney, Harrison dan Starr juga menambah beberapa permainan alat musik dan vokal baru ke 2 lagu demo yang direkam Lennon di akhir 1970-an. Pada tahun 1995 dan 1996, proyek tersebut menghasilkan 5 seri televisi, video volume-8 dan 3 set box CD (berisi 2). Dua lagu demo Lennon, Free as a Bird dan Real Love masing-masing dirilis lagi sebagai singel. Box CD menyertakan karya Klaus Voorman, sang kreator sampul album Revolver pada tahun 1966. Penjualan mencapai kesukesasan besar dan seri televisinya telah ditonton lebih dari 400 juta orang di seluruh dunia.

2000-an

1, sebuah kompilasi album dari tiap lagu nomor satu di tangga lagu Britania Raya dan Amerika Serikat dirilis pada tanggal 13 November 2000. Album tersebut menjadi album dengan penjualan tercepat sepanjang masa, pada minggu pertama mencapai 3,6 juta kopi dan lebih dari 12 juta kopi dalam 3 minggu di seluruh dunia. Di 28 negara, album tersebut menduduki tangga lagu di nomor satu, termasuk di Inggris dan Amerika Serikat. Pada April 2009, album ini telah terjual lebih dari 31 juta kopi dan menjadi album dekade yang paling laris di Amerika Serikat.
Harrison meninggal dunia karena kanker paru-paru pada tanggal 29 November 2001. McCartney dan Starr bersama musisi-musisi lain ikut mengadakan Concert for George yang diorganisasikan oleh Eric Clapton dan janda mendiang Harrison, Olivia. Konser diselenggarakan di Royal Albert Hall di hari peringatan satu tahun kematian Harrison. Selain lagu yang dikomposisikan untuk The Beatles dan karier solonya, konser itu juga mengikutsertakan musik tradisional India yang disukai Harrison dan ikut mempengaruhi warna musik The Beatles. Pada tahun 2003, Let It Be... Naked, versi baru dari Let It Be yang dikerjakan McCartney. Salah satu perbedaan utamanya dengan album asli adalah penghilangan aransemen alat musik gesek asli. Album ini masuk 10 besar dalam tangga lagu di Inggris maupun Amerika Serikat.
Lagu The Beatles digunakan sebagai lagu latar Cirque du Soleil Las Vegas. George Martin dan putranya Giles meremix dan menyambungkan 130 buah rekaman The Beatles untuk menghasilkan album berjudul Love, dengan cara "menghidupkan kembali semua periode musical The Beatles dalam peridoe yang sangat singkat" ("a way of re-living the whole Beatles' musical lifespan in a very condensed period"). Pertunjukkan tersebut dibuka secara resmi pada bulan Juni 2006 dan album Love dirilis pada bulan November. McCartney dan Starr menghadiri satu tahun acara dan muncul dalam acara Larry King Live bersama Ono dan Olivia Harrison. Pada tahun 2007, dikabarkan McCartney berniat menyelesaikan Now and Then, demo ketiga Lennon yang dikerjakan dalam sesi Anthology. Karya tersebut akan dikreditkan dengan komposisi Lennon/McCartney dengan penambahan versi baru, dan juga menyertakan lagu dengan gebukan drum oleh Starr dan rekaman gitar Harrison.
Pada bulan Maret 2008, pengacara The Beatles ditunjuk untuk mencegah distribusi rekaman-rekaman pertunjukkan Starr yang tak terilis pada saat pertunjukkan pertamanya di The Star Club, Hamburg pada tahun 1962. Pada bulan November, McCartney mendiskusikan keinginannya agar Carnival of Light, sebuah rekaman eksperimental berdurasi 14 menit yang direkam The Beatles di Studio Abbey Road pada tahun 1967 dapat dirilis secara resmi. McCartney mengadakan konser amal pada tanggal 4 April 2009 di Radio City Music Hall untuk David Lynch Foundation dengan penampilan berbagai musisi, termasuk Starr. The Beatles: Rock Band, sebuah video game musik dari serial Rock Band dirilis pada tanggal 9 September 2009. Pada hari yang sama, 12 buah album asli The Beatles yang sudah dipoles, Magical Mystery Tour dan kompilasi Past Masters dirilis secara bersamaan.

Pengaruh

Musisi-musisi yang mempengruhi The Beatles pada awalnya antara lain Elvis Presley, Little Richard dan Chuck Berry, yang lagu-lagunya dinyanyikan ulang lebih sering daripada karya musisi lain dalam pertunjukan-pertunjukkan mereka. Pada saat satu tempat tinggal dengan Little Richard di Star Club Hamburg dari April-Mei 1962, ia menyarankan pada mereka agar dapat membawakan lagu-lagunya dengan teknik yang lebih tepat. Tentang Elvis, Lennon mengatakan "Tidak ada yang benar-benar mempengaruhi saya sampai saya mendengar Elvis. Jika tidak ada Elvis, pasti tidak akan ada The Beatles" ("Nothing really affected me until I heard Elvis. If there hadn't been Elvis, there would not have been The Beatles".) Pengaruh-pengaruh lain didapat dari Buddy Holly, Eddie Cochran, Carl Perkins, Roy Orbison dan The Everly Brothers. The Beatles tetap menyerap pengaruh dari musisi lain jauh setelah mereka mendapatkan kesukesan awal, seringkali menemukan cara bermusik dan menulis lirik yang baru dengan mendengarkan karya-karya mereka seperti Bob Dylan, Frank Zappa, The Byrds dan The Beach Boys, dengan album tahun 1966-nya yang berjudul Pet Sounds membuat kagum dan menginspirasi McCartney. Martin mengatakan, "tanpa Pet Sounds, Sgt, Pepper tidak akan tercipta…Pepper adalah upaya untuk menyamai Pet Sounds" ("Without Pet Sounds, Sgt. Pepper wouldn't have happened... Pepper was an attempt to equal Pet Sounds.")

Genre

Berawal dari grup musik skiffle, The Beatles selanjutnya memainkan musik bergenre rock and roll 1950-an serta berbagai variasi musik pop. Karena luasnya gaya bermusik yang mereka mainkan, Lennon berkomentar mengenai album Beatles for Sale: "Kau bisa menyebut album baru kami sebuah LP country-dan-Western Beatles" ("You could call our new one a Beatles' country-and-western LP"), sementara Allmusic secara khusus memuji album Rubber Soul sebagai sebuah pengaruh besar dalam pergerakan musik folk rock. Dimulai dengan penggunaan kuartet alat musik gesek di lagu Yesterday, mereka mulai memasukkan unsur musik klasik.
Genre musik lainnya mulai diberikan pada tahun 1966 melalui lagu B-side di singel Paperback Writer yang berjudul Rain, didefinisikan oleh Martin Strong dalam The Great Rock Discography sebagai "the first overtly psychedelic Beatles' record" ("kelahiran pertama rekaman Beatles yang bernuansa psikedelik"). Di antara nomor psikedelik lainnya mulai direkam seperti Tomorrow Never Knows, Strawberry Fields Forever, Lucy in the Sky with Diamonds, dan I Am the Walrus. Pengaruh musik tradisional India muncul dalam lagu-lagu yang diciptakan Harrison seperti Love You To dan Within You Without You, yang menurut Gould, "to replicate the raga form in miniature". ("meniru raga dalam bentuk miniatur").
Dalam White Album semakin nampak kompleksitas dan ragam warna musik yang dikreasikan The Beatles secara individu antara lain ditunjukkan dari lagu Revolution 9, karya musique concrète ("musik konkrit") Lennon yang dipengaruhi oleh Yoko Ono; lagu country karya Starr yang berjudul Don't Pass Me By; lagu balada rock Harrison While My Guitar Gently Weeps; dan "proto-metal" McCartney, Helter Skelter.

Kontribusi George Martin

Kedekatan George Martin dengan The Beatles sebagai produser membuatnya sebagai kandidat utama yang mendapat titel informal "fifth Beatle". (Beatle kelima). Ia mengarahkan untuk memberikan sentuhan musik klasik dalam berbagai cara, contohnya lagu Yesterday, merupakan salah satu idenya. Awalnya The Beatles kurang antusias dengan konsep tersebut namun akhirnya menjadi hal yang menguntungkan buat mereka. Menurut Gould:"as Lennon and McCartney became progressively more ambitious in their songwriting, Martin began to function as an informal music teacher to them" ("Saat Lennon dan McCartney semakin ambisius secara progresif dalam menulis lirik lagu. Martin mulai berfungsi sebagai guru musik yang informal bagi mereka.") Hal ini juga bertepatan dengan kesediaannya untuk bereksperimen menurut keinginan mereka – seperti menambahkan nuansa barok terhadap suatu lagu, dengan kata lain memfasilitasi perkembangan kreatif mereka. Selain mengaransemen orkestra, Martin juga sering berkontribusi memainkan piano, organ dan brass.
Berkomentar mengenai perekaman Sgt. Pepper, Martin berkata, "'Sergeant Pepper' itself didn't appear until halfway through making the album. It was Paul's song, just an ordinary rock number and not particularly brilliant as songs go ... Paul said, 'Why don't we make the album as though the Pepper band really existed, as though Sergeant Pepper was making the record? We'll dub in effects and things.' I loved the idea, and from that moment on it was as though Pepper had a life of its own." (Sergeant Pepper itu sendiri belum muncul sampai setengah jalan pembuatan album. Itu adalah lagu Paul, lagu rock biasa dan tidak cukup menarik seperti lagu lain… Paul berkata , ‘ kenapa tidak kita buat albumnya seakan-akan band Pepper benar-benar ada, seolah-olah Sergeant Pepper yang membuat rekamannya? Kita akan tambahkan efek dub dan hal-hal lainnya.’ Saya suka idenya dan dari sejak itu seolah-olah Pepper mempunyai nyawanya sendiri.") Mengingat betapa kuatnya lagu itu dibanding komposisi Lennon, Martin berkata: "Compared with Paul's songs, all of which seemed to keep in some sort of touch with reality, John's had a psychedelic, almost mystical quality ... John's imagery is one of the best things about his work—"tangerine trees", "marmalade skies", "cellophane flowers" ... I always saw him as an aural Salvador Dalí, rather than some drug-ridden record artist. On the other hand, I would be stupid to pretend that drugs didn't figure quite heavily in The Beatles' lives at that time. At the same time they knew that I, in my schoolmasterly role, didn't approve ... Not only was I not into it myself, I couldn't see the need for it; and there's no doubt that, if I too had been on dope, Pepper would never have been the album it was" ("Dibandingkan dengan lagu-lagunya Paul, yang semuanya karyanya tampak menjalin sentuhan dengan kenyataan, lagu John berkarakter psikedelik, kualitasnya hampir mistis... Perumpamaan John adalah salah satu yang terbaik dalam-dalam karyanya-"tangerine trees", "marmalade skies", "cellophane flowers" ...Saya selalu melihatnya sebagai Salvador Dali aural, daripada seorang artis rekaman yang kecanduan narkotika. Di sisi lain, saya pasti bodoh jika pura-pura tidak tahu bahwa narkotika tidak turut berpengaruh besar dalam kehidupan The Beatles pada saat itu. Pada saat yang sama mereka mengetahui bahwa, dalam peran sebagai kepala sekolah, saya tidak setuju…Bukan hanya saya tidak menggunakannya, saya tak melihat perlunya hal itu; sudah nyata, jika saya juga kecanduan, Pepper tidak akan pernah menjadi album yang besar.")

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Zone-Bandung - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -